preloader icon
light-dark-switchbtn


Investasi Bagian dari Perencanaan Keuangan

12 September 2024 | Posted By : BOY VENSON | Categories : Investasi dan Perencanaan Keuangan
Investasi Bagian dari Perencanaan Keuangan

Berinvestasi menjadi kalimat yang terasa menarik di telinga para milienial atau orang-orang di usia produktif. Apalagi jika investasi dilakukan secara modern di pasar modal atau melalui Bursa Efek. Orang-orang zaman dahulu, belum banyak yang mengenal pasar modal. Sehingga memilih investasi dalam bentuk emas, tanah, properti atau aset tradional lainnya. 

Investasi tradisional tentunya kurang menantang bagi generasi saat ini. Karena umumnya generasi yang lebih baru enggan mengikuti pendahulunya. Mereka ingin menemukan sendiri gaya investasi mereka. Generasi masa kini ingin terlihat lebih maju dalam berinvestasi. Kalaupun ada yang  mereka pelajari dari para pendahulu adalah kebijaksanaan atau wisdom dalam mengelola uang.  

Berbicara soal mengelola uang, harus diingat, investasi adalah satu bagian dari pilar-pilar perencanaan keuangan. Awal tahun adalah waktu yang terbaik untuk melihat kembali apakah kita sudah menyusun perencanaan keuangan yang baik?  

Tujuan perencanaan keuangan adalah untuk mencapai financial freedom di masa pensiun. Definisi financial freedom yaitu kondisi seseorang bisa mencukupi semua kebutuhan hidupnya, dan memiliki kelebihan uang untuk bisa membantu orang lain. Besarnya uang atau nilai aset agar seseorang disebut sudah mencapai financial freedom tentu berbeda-beda. Tergantung standar hidup dan tanggungan hidup masing-masing. 

Dalam perencanaan keuangan, pilar pertama adalah memiliki tabungan untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam teori perencanaan keuangan disebutkan, besarnya biaya kebutuhan hidup harus dicukupi dari 70% penghasilan. Dan sisakan 30% lainnya untuk melengkapi pilar keuangan berikutnya. 

Kepiawaian seseorang mengelola 70% gaji atau hasil usaha yang diperolehnya menentukan cepat lambatnya sesorang mencapai financial freedom di usia pensiun. Semakin besar gaji atau income yang diperoleh, semakin kita bisa mendapatkan kelebihan uang dari 70% tersebut. Misalnya, jika seseorang memiliki gaji Rp20 juta, maka maksimal Rp14 juta yang bisa digunakan untuk biaya hidup. 

BEI

Uang tersebut harus dibagi-bagi lagi ke dalam pos-pos sesuai kebutuhan. Misalnya, cicilan KPR, biaya rumah tangga, biaya transportasi, biaya sekolah anak, biaya liburan, dan lain-lain. Jika ada lebih maka bisa dimasukkan di rekening bank kedua yaitu tabungan. Tabungan ini bisa direncanakan untuk uang pensiun atau biaya renovasi rumah, membeli kendaraan di masa depan, dan lain-lain. 

Lalu untuk apa yang 30% tadi? Jika gaji tadi misalnya Rp20 juta, diapakan yang Rp6 juta? Ada tiga pos lagi yang perlu dipersiapkan. Yaitu pilar kedua, dana darurat. Dana darurat sesuai namanya, bertujuan untuk melindungi keuangan keluarga dari kondisi darurat seperti jika tiba-tiba mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau bisnis tiba-tiba mengalami kemunduran usaha seperti ketika masa Pandemi Covid-19. Dalam masa mencari pekerjaan baru atau menunggu iklim usaha membaik, dana darurat bisa menyelamatkan agar biaya hidup tetap tercukupi maksimal dalam 12 bulan. 

Besarnya dana darurat adalah 6-12 bulan biaya hidup. Jika biaya hidup 10 juta per bulan, misalnya, maka dana darurat harus tersedia di rekening tabungan dana darurat sebesar Rp60 juta – Rp120 juta. Nah, dana ini disisihkan dari 10% dana yang dipisahkan 30% di awal. Jadi dari Rp6 juta uang gaji yang dipisahkan, alokasikan Rp2 juta untuk tabungan dana darurat sampai terkumpul senilai 6-12 bulan biaya hidup. 

Jika sudah mencukupi, barulah dana tersebut dipisahkan ke dalam tabungan dana investasi. Jadi, pilar ketiga perencanaan keuangan adalah investasi, dengan tujuan mengembangbiakkan uang yang kita miliki untuk jangka panjang. Namun, syaratnya, jika tabungan dana darurat sudah tercukupi. 

Berinvestasilah menggunakan dana yang sudah tersedia di rekening dana investasi. Jangan mengambil dana investasi dari tabungan biaya hidup, tabungan dana darurat, dan tabungan lainnya. Jika kita misalnya mendapatkan uang bonus atau misalnya mendapatkan uang warisan atau hadiah, maka alokasikan lebih dahulu untuk mencukupi tabungan dana darurat, baru bisa memasukkan ke rekening dana investasi. 

Pilar keempat perencanaan keangan adalah asuransi atau proteksi atas risiko kehidupan. Dana asuransi diambil dari 10% kedua dari dana yang disisihkan di awal. Dalam kisah ini, ada Rp 2 juta per bulan untuk membayar asuransi. Semakin besar premi asuransi yang dibayarkan, semakin besar nilai uang pertanggungan yang akan diperoleh jika terjadi risiko. Artinya, semakin besar penghasilan yang diperoleh seseorang maka secara bertahap ia juga harus menambah premi asuransi agar nilai pertanggungan risiko miliknya juga semakin besar. 

Ada lima risiko kehidupan yang membutuhkan perlindungan asuransi. Yaitu perlindungan biaya rumah sakit dan santunan tunai jika mengalami sakit berat. Berikutnya, santunan dana tunai jika mengalami cacat dan kecelakaan, santunan meninggal dunia, dan santunan biaya hidup saat pensiun. 

Dengan memiliki lima proteksi ini, maka uang investasi atau aset yang dimiliki tidak akan hilang atau terambil jika ada risiko kehidupan yang bisa menguras dana besar dan memakan aset-aset yang dikumpulkan.Tanpa proteksi melalui asuransi, upaya mewujudkan financial freedom di masa tua bisa terganggu karena digerogoti oleh risiko kehidupan yang datangnya tidak pernah diduga. 

Lalu 10% terakhir dialokasikan untuk tabungan dana sosial. Tabungan ini dipakai untuk membayar zakat, memberi perpuluhan, membantu keluarga, menolong teman yang kena musibah, atau dana-dana sosial lainnya. Sehingga kebutuhan-kebutuhan dana sosial tidak mengambil dari rekening lain, dan hanya bisa kita berikan selam dana di rekening dana sosial masih ada. 

Pilar kelima dari perencanaan keuangan adalah rekening dana pensiun. Besarnya dana pensiun harus dihitung berdasarkan proyeksi kebutuhan di masa pensiun. Dan rekening ini diisi dari keuntungan investasi. Jika ada kelebihan dana pensiun, bisa dijadikan dana warisan kepada generasi berikutnya. Kunci dalam membangun pilar perencanaan keuangan adalah disiplin dan komitmen pada rancangan alokasi dana. Lakukan evaluasi secara berkala, dan kembali pada rencana jika suatu waktu melenceng. Dengan pilar keuangan yang kokoh, akan menyelamatkan masa tua kita berada di bangunan  bernama financial freedom yang kokoh pula.  Selamat merencanakan keuangan di tahun yang baru.